Jamrud: Musik Gahar, Kupluk dan Tereret Jungkir Balik
By sal in Cerita
January 1, 0001
Masa-masa akhir SD dan awal SMP saya kental dengan nuansa Jamrud.
Terutama gara-gara kerap dinyanyikan pemuda di kampung.
Dan teman-teman SD.
Album Ningrat (2000) merupakan puncak kepopuleran Jamrud di sekitar saya. Lagu Ningrat, Surti Tejo, Asal British, Jauh (Andaikan) dan Pelangi di Matamu semua ada di album ini. Tanpa sadar pas kemarin dengerin lagi lagu-lagu itu, saya masih hapal liriknya.
Puja kerang ajaib.
Dari album sebelmumnya, Terima kasih (1998) paling cuma lagu Terima kasih, Berakit-rakit dan Dokter Suster yang saya ingat. Album sebelumnya, Putri (1997) cuma ingat Putri aja, sedang Nekat (1995) saya tidak ingat sama sekali. Ya mungkin karena waktu itu saya masih terlalu kecil dan muda usia.
Album berikutnya, Sidney090102 (2002) juga bersaing dengan Ningrat. Ada banyak lagu yang nempel di kepala, seperti Kau dan Ibumu, Naksir Abiz, Hallo Penjahat, Telat Tiga Bulan, Selamat Ulang Tahun dan Waktuku mandi.
Album Bo18+ (2004) ada salah satu lagu favorit saya: Senandung Raja Singa. Setelah itu, Jamrud masih mengeluarkan beberapa album yaitu All Access in Love (2007), New Performance (2009), Bumi dan Langit Menangis (2011), Energi, dari Bumi + Langit (2011), Saatnya Menang (2013) dan Akustikan (2015).
Banyak juga ternyata.
Variasi tema lagu
Salah satu yang saya suka dari Jamrud adalah tema lagu yang variatif. Sederhana tapi dikemas dengan mantap.
Mulai dari potret realitas sosial yang tersaji dengan gamblang, bebas dan lugas. Sebut saja Kau dan Ibumu dan Telat Tiga Bulan (Sydney090102) dan Senandung Raja Singa (BO18+). Ketiga lagu tersebut memberikan gambaran seks bebas yang terjadi di kalangan anak muda.
Atau lagu tentang kecemasan terhadap culture anak muda seperti Putri (Putri), serta Asal British dan Surti Tejo (Ningrat) yang menggambarkan anak muda yang mulai kebarat-baratan dan ke-kota-kotaan.
Lalu di ikuti dengan lagu sindiran terhadap politik Indonesia, seperti Berakit-rakit (Terima kasih), Anjink (BO18+). Tetapi menurut interpretasi saya, lagu Waktuku Mandi (Sydney090102) merupakan lagu sindiran yang paling keren.
Juga lagu cinta-cintaan seperti Jauh dan Pelangi di Matamu (Ningrat), Maaf (Putri), Ajari Aku Cara Mencintamu (All Access in Love).
Selain tema lagu yang bervariasi, kekuatan Jamrud terletak pada penggubahan musik rock yang gampang diterima, kekuatan lirik lagunya serta karakteristik vokalisnya.
Bam bam cuap dan terereret jungkir balik
Lagu Jamrud adalah lagu rock yang gampang diterima. Iya, memang pada setiap album, lagu yang cadas full rock tetep ada. Tapi, yang sukses jadi hitz justru lagu yang kadang tidak begitu kental nuansa rocknya.
Sebut saja lagu Selamat Ulang Tahun.
Lagu yang hampir selalu dinyanyikan di acara ulang tahunan ini dapat dikatakan lagu Jamrud yang paling sukses. Lagu ini tidak ngerock-ngerock amat.
Atau lagu Pelangi di Matamu.
Ini lagu yang ngerock cuma vokalisnya aja. Tetapi malah jadi salah satu lagu cinta abadi sepanjang jaman.
Surti Tejo, Kabari Aku, Terima Kasih, Senandung Raja Singa dan Telat Tiga Bulan adalah contoh lain lagu Jamrud yang laris, tapi tidak ngerock-ngerock amat.
Tapi lagu rock yang heavy juga ada yang nempel juga kok. Putri contohnya.
Jamrud juga sukses mengawinkan musik rock dengan nuansa tradisional Indonesia seperti pada lagu Ningrat, Senandung Raja Singa dan Siksiksibatumanikam.
Kayaknya sih gitu, saya tidak begitu mengerti soal musik sebenernya, hehehe.
Tetapi, yang selalu nempel diingatan adalah gimmick (tapi gimmick yang penting) yang aneh, lucu tetapi memorable. Ini adalah part lagu yang waktu saya kecil, sering dinyanyikan teriak-teriak oleh anak-anak SD seumuran saya.
Yayayaya huhu yayayaya huhu dari lagu Ningrat
JAMRUD_Ningrat_Official_Music_Video https://saddamaddas.files.wordpress.com/2016/02/jamrud_ningrat_official_music_video.gif?w=712
Bam bam bam bam cuap bam bam cuap dari lagu Surti Tejo.
JAMRUD_Surti_Tejo_Official_Music_Video(1) https://saddamaddas.files.wordpress.com/2016/02/jamrud_surti_tejo_official_music_video1.gif?w=712
Serta Terereret jungkir balik dari lagu Narsis Abiz.
JAMRUD_Naksir_Abis_Official_Music_Video https://saddamaddas.files.wordpress.com/2016/02/jamrud_naksir_abis_official_music_video.gif?w=712
Kesannya aneh, konyol, tapi sebenarnya strategi yang brillian.
Lirik konyol tapi mantap
Salah satu kekuatan terbesar dari Jamrud adalah lirik lagunya yang sederhana, mudah diingat, sebagian konyol dan sebagian jorok.
Di saat musisi-musisi lain seperti Dewa dan Padi menyajikan lirik yang puitis dan cenderung “berat”, Jamrud menyajikan lirik yang sederhana dan mudah dicerna.
Tetapi tidak sembarangan.
Om Aziz MS sebagai penggubah lagu utama Jamrud adalah seorang jenius dalam menulis lirik.
Kemaren saat saya melakukan perjalanan nostalgia musikal, saya sering tiba-tiba tertawa terpingkal-pingkal saat mendengarkan lagu Jamrud. Contoh paling menarik adalah twist ending yang muncul di bagian akhir lagu Ga Cabul Lagi (coba cek sendiri). Lagu dengan irama syahdu mendayu-dayu dengan lirik tentang pertobatan, malah diakhiri dengan ending yang bengkok.
Om Aziz sangat pandai memunculkan element of surprise melalui penggunaan kata yang tidak lazim, yang ditaruh di tempat yang pas, pada timing yang pas.
Contoh nya ada pada lagu Baywatch bagian ini:
“…..mirip Baywatch di TV Kucium seperti di P3K….”
Atau di lagu Ga Cabul lagi:
“……kututup lehernya sampai kaki, pakai kardusnya, kulkas”..
Atau di lagu Cinta Adalah :
“…..Cinta…… kisah indah saling menjaga dan percaya, walau nipu-nipu dikit”
Saya sering tidak habis pikir bagaimana om Aziz menempatkan kata P3K, kulkas dan frase walau nipu-nipu dikit.
Contoh terbaik untuk hal ini ada pada lagu Kau dan Ibumu:
“..Tapi harus janji setelah dapat ibu kau minum susumu dari botol plastik karna punya ibu hanya untuk aku..”
Mesum dan sisi positifnya
Untuk saya yang dulu masih SD, lirik Jamrud sering memberikan saya tanda tanya.
Alat kontrasepsi, konak dan f*ck you di lagu Surti Tejo waktu itu adalah kosakata yang sangat asing bagi saya.
Ada teman saya dulu yang dimarah-marahi orang tuanya gara-gara teriak f*ck off atau karena bertanya ke emaknya, “Mak, konak tu apa sih?”
Lagu-lagu Jamrud memang banyak yang nuansanya mesum. Meskipun saat saya dengarkan sekarang, pesannya positif juga.
Kita sorot kembali ke lagu Kau dan Ibumu.
“..Tapi harus janji setelah dapat ibu kau minum susumu dari botol plastik karna punya ibu hanya untuk aku..”
Selintas terpikir kalo si Bapak mesum dan egois. Tetapi kalau dipikir logis, ya iya juga. Emang ntar si Ibu baru sudah pasti bisa keluar ASI?
Disisi lain, di lagu yang sama kita bisa menemukan sindiran terhadap kaum hawa sosialita jaman sekarang:
“….dapat ibu baru… yang enggak takut kuku-nya patah waktu nyuciin semua popokmu, dan mandiin dan nyebokin kamu….”
Simak juga lagu Senandung Raja Singa.
Salah satu lagu favorit saya ini merupakan perpaduan dari lirik yang brilian dan musik yang berkualitas.
Saya ingat, dulu pas awal-awal dengar lagu ini, saya kira lagu ini tentang sunat. Ternyata bukan.
Jika kita pandai mengambil pelajaran, lagu ini merupakan kampanye safe seks, promosi penggunaan alat kontrasepsi.
Lagu sebagai cerminan budaya
Sebuah lagu merupakan sebuah produk budaya. Dan seyogyanya, suatu budaya dapat tercermin dari sebuah lagu.
Saya menemukan hal itu di lagu-lagu Jamrud.
Jaman 90an atau awal 2000an dulu Hape atau smartphone belum menjamur. Dan apel tiap malam minggu adalah kegiatan yang sangat lazim pada waktu itu. Sisi horror dari apel pun dituangkan dalam lagu yang ciamik oleh Jamrud dalam lagu Ningrat.
Di lagu Kabari Aku, terdapat potongan lirik yang cukup melegenda:
“…Kabari aku, kabarmu di sana Lewat telepon surat faksimile….”
Media komunikasi yang jadul itu diubah saat Jamrud tampil di Net (2015):
“…Kabari aku, kabarmu di sana Lewat telepon email atau chatting….”
Ya, lirik lagu pun mengalami modernitas.
Jamrud juga dengan riang dan gagah menjajikan realitas sosial yang sering dianggap tabu. Simak saja lagu Putri atau Telat Tiga Bulan.
Isu LGBT juga sudah disinggung oleh Jamrud pada tahun 2000 lewat lagu Gaya. Mereka dengan berani bertanya:
“…aku lari tanpa pamit Entah marah atau malah simpati masih tak habis pikir yang terjadi untuk gaya atau memang ada yang lain…”
Kritik terhadap pemerintah juga dilakukan dengan rapi dan terselubung, seperti dalam lagu Berakit-rakit:
“…..merdekalah katanya tapi aku tak bisa nyannyi dirumah sendiri Tubuh pasti luka atau jadi berita Di jemput dan menghilang…”
Atau secara garang di lagu Anjink:
“Kau korek brangkas Negara kayak ngorek sampah Anjink!…seperti anjink!”
Dilanjutkan dengan menyindir:
“Nanti waktu diusut, pasti diciduk Tapi bukan kau yang digantung..”
Tetapi, menurut interpretasi saya, yang paling nendang ya lewat lagu Waktuku Mandi. Kalau menurut Sapardi, ini jenisnya yang “bilang begini maksudnya begitu”.
Coba kita simak, awalnya adalah mandi. Sambil nyanyi, ditangkep. Diganti siul, tetep ditangkep. Akhirnya, malah tidak boleh mandi sama sekali.
Terdengar familiar?
Kalau kena virus cinta ya tetep kena Segarang apapun, sengerock apapun, kalau kena virus cinta ya tetap kena.
Lagu Pelangi di Matamu adalah contoh sempurna.
Lagu ini disukai oleh semua kalangan. Dulu, pertama kali Pak SBY nyanyi di TV juga bawain lagu ini. Tidak tanggung-tanggung. Dik Nabilah JKT48 juga bilang kalo lagi ini merupakan favoritnya. Nih buktinya:
My fav old song ☺️ pic.twitter.com/lcSti8Vypg — Nabilah Ratna Ayu (@nabilahJKT48) January 16, 2016
Lagu cinta yang lain sebenarnya juga tidak kalah bagus. Sebut saja Jauh (Andaikan), Maaf (di album Nekad), Ajari Aku Cara Mencintamu (di album All Access in Love) dan tentunya Terima Kasih.
Jamrud juga ternyata sempat mengeluarkan lagu religi (atau apalah anda menyebutnya) berjudul Ajari Aku di album Saatnya Menang (2013).
Boleh juga kok.
Itu lagu Ajari Aku Cara Mencintamu yang diganti liriknya.
Krisyanto, Kupluk dan Toa-nya
Selain lagu-lagunya, yang selalu diingat tentang Jamrud adalah tampilan visualnya.
Om Aziz MS (gitar) dan Ricky Teddy (bass) kompak dengan rambut gondrong lurus dan kacamata hitamnya.
Om Aziz sering pakai gitar yang lehernya patah. Mirip punya Bang Haji Rhoma Irama.
Tetapi, yang lebih tak terlupa adalah Krisyanto (vocal) dengan kupluknya.
Capture5 https://saddamaddas.files.wordpress.com/2016/02/capture5.png?w=712
Kupluk dan Om Krisyanto
Dan TOA-nya.
Capture6 https://saddamaddas.files.wordpress.com/2016/02/capture6.png?w=465&h=262
Toa dan Om Krisyanto
Dulu konon, kalau sudah pakai kupluk Jamrud sudah keren sekali nampaknya.
Lalu kalau kebetulan dapat kesempatan pegang TOA di sekolah, mulut sudah pasti gatal pengen teriak:
“Pak eeee……. Buk eeeee….
Lalu teman-teman dibelakang ikutan:
“tononeng..tononeng toneng tononeng tononeng toneng
Memorable Music Video
Yang paling terkenang-kenang tentunya VC dari lagu Surti Tejo dan Waktuku Mandi.
Kedua klip tersebut dengan sukses mampu menerjemahkan cerita lagunya dengan baik.
Ya karena lagunya memang isinya narasi yang gamblang.
Coba diingat, dulu pernah protes gak pas lihat Waktuku Mandi karena yang datang bukan polisi tapi hansip?
Capture https://saddamaddas.files.wordpress.com/2016/02/capture.png?w=712
Bukan polisi yang datang
Atau protes pas deskripsi “tanpa handuk, tanpa baju”, malah mandi masih pakai celana?
Capture2 https://saddamaddas.files.wordpress.com/2016/02/capture2.png?w=712
Tanpa handuk, tanpa baju tapi pakai celana
Atau ketika sadar, Tejo bukan sedang membawa alat kontrasepsi, tetapi (katanya) cuma produk vitamin C?
Capture3 https://saddamaddas.files.wordpress.com/2016/02/capture3.png?w=712
Ini (katanya) cuma vitamin C lho.
Kesimpulan
Jamrud pernah mewarnai suatu masa di kehidupan saya dengan lagu-lagunya yang kontroversial.
Musik yang keras dan lirik lagu yang mesum sering membuat pandangan negatif terhadap band ini. Tetapi sebenarnya tidak juga. Karena pada setiap lagu ada keindahan tersendiri dan kalau mau berpikir terbuka, pasti ada sisi positifnya.
Jamrud mengingatkan saya untuk tidak terlalu cepat untuk judge books by its cover. Untuk selalu memandang sesuatu dari sudut yang lebih lebar, dengan cara pandang yang lebih netral. Untuk dapat menerima bahwa setiap hal pasti ada sisi negatif, maupun sisi positifnya.
Sekian.
Viva Jammers.
Salam terereret jungkir balik.