Nostalgia Musikal

By sal in Cerita

January 1, 0001

Saya adalah tipe orang yang gampang suka, tapi juga gampang bosan. Termasuk dalam urusan musik.

Playlist di leptop dan di hape isinya campur aduk. Mulai dari Dream Theater dan Queen ke Float dan Banda Neira. Dari Michael Buble ke Sujiwo Tejo. Dari Kla Project ke Ost-nya One Piece. Terakhir, dari All American Reject dan Green Day ke Snada dan Justice Voice.

Lalu balik ke Dream Theater lagi.

Lalu bosan lagi.

60891721 https://saddamaddas.files.wordpress.com/2016/02/60891721.jpg?w=712

Nostalgia Musikal

Beberapa hari terakhir, selepas Isya saya memiliki waktu yang rodo selo. Hal ini disebabkan karena teman saya yang bernama Tesis sudah tidak lagi sibuk mengerjai saya.

Berbekal leptop dan wifi kost-an, saya iseng membuka lagu-lagu lama, lagu jaman SD dan SMP di youtube.

Saya menyebutnya nostalgia musikal.

Disebut nostalgia, karena saya mengingat apa yang saya alami di masa lalu. Dan musikal, karena saya pilih musik sebagai objek yang saya nostalgia –ni.

Meskipun terkadang, musik tersebut dapat berubah menjadi media, yang mengantarkan nostalgia pada peristiwa-peristiwa yang lain.

Jaman musik paling asik

Selera musik ternyata bisa berubah dari waktu ke waktu.

Meski demikian, lagu-lagu Indonesia jaman saya SD hingga SMP selalu saya sebut jaman musik paling asyik sepanjang hidup saya sampai sekarang.

Meskipun dulu medianya cuma radio, televisi, kaset pinjaman dan kaset bajakan dengan tape seadanya.

Dan terkadang pensil.

kaset-pensil https://saddamaddas.files.wordpress.com/2016/02/kaset-pensil.jpg?w=712

Atau pulpen.

Pinjam-meminjam kaset pita adalah hal yang lumrah di kalangan teman-teman saya.

Tetapi beresiko.

Resikonya kaset kembali dengan pita yang ruwet atau sambungan. Atau hilang, terus cuma diganti bajakan yang disetel dengan tape seadanya.

Dibantu pensil.

Namun bagi saya, televisi adalah media utama.

MTV+Ampuh https://saddamaddas.files.wordpress.com/2016/02/mtvampuh.jpg?w=305&h=268

MTV AMPUH dan Sarah Sechan.

Legend.

Sabtu siang sepulang sekolah, nebak-nebak yang ada di posisi satu lagu apa. Jamrud atau Sheila. Padi atau Dewa.

Bagusan mana coba?

Memilih mana yang paling bagus di antara mereka itu seperti menjawab pertanyaan: Bodoh mana, orang pakai Biore buat keramas atau buat sikat gigi?

Saya pernah melakukan keduanya, ngomong-omong.

Mari bernostalgia

Mari bernostalgia sejenak.

Kata seorang teman dari seorang teman, bernostalgia dengan kenangan masa kecil dapat mereduksi stress.

Jadi buat yang sekiranya stress, bisa lho ikutan buka-buka musik kesukaan jaman anak-anak dulu.

Buat yang tidak stress ya boleh ikut. Asal punya waktu yang rodo selo.

Karena bikin ketagihan.

Karena manusia cenderung senang mengingat yang asik-asik. Yang enak-enak.

Itu wajar.

Tetapi kalau mengingat dan memutar lagu jaman dahulu bisa jadi hasilnya berbeda.

Maka saya mau memberi peringatan.

Peringatan yang serius:

Sebuah lagu adalah mesin waktu yang tanpa kita sadari akan membawa kita kembali ke masa lalu.

Kegembiraan dan kesedihan. Kemenangan dan kekalahan. Kebersamaan dan kesendirian. Kerinduan dan kehilangan. Angan yang membuncah dan mimpi yang patah.

Berbagai peristiwa akan menghampiri secara tiba-tiba. Kenangan yang tenggelam di dasar pikiran akan muncul ke permukaan.

Jadi, bersiaplah untuk gagal move on.

Untitled-2 https://cdn.hashnode.com/res/hashnode/image/upload/v1684090313555/c8fb0c0b-145f-489d-bfcb-7def1ad963f9.webp?w=1600&h=840&fit=crop&crop=entropy&auto=compress,format&format=webp

Gambar dikompilasi dari sumber ini.

Posted on:
January 1, 0001
Length:
3 minute read, 458 words
Categories:
Cerita
Tags:
musik
See Also:
Jamrud: Musik Gahar, Kupluk dan Tereret Jungkir Balik
Dewa: Keplok yang Stylish, Sophisticated Music dan Lirik yang Mistik